Daftar OKP Kalimantan TImur

Daftar OKP Kalimantan TImur

Sahabat Blogger

Kontak KNPI Kaltim

DPD KNPI Kalimantan Timur :
Jl. Pangeran Hidayatullah No.
Kota Samarinda | Kalimantan Timur
Telp: 0541
HP: 081
Email: knpikaltim@gmail.com
Homepage: knpi-kaltim.blogspot.com
SAMARINDA - Rencana pembentukan Panitia Khusus Kesehatan Gubernur Kalimantan Timur yang digagas DPRD setempat merupakan sebuah dagelan politik, kata Ketua Kelompok Kerja atau Pokja 30 Carolus Tuah.

"Selama ini saya pikir dan semua masyarakat pasti tahu bahwa Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak sejak November 2014 sedang sakit. Namun, polemik yang muncul belakangan ini terkait adanya rencana pembentukan Pansus Kesehatan Gubernur membuat saya tergelitik dan bertanya-tanya, sebenarnya siapa yang sedang sakit," ujar Carolus Tuah kepada pers di Samarinda, Kamis.

Carolus Tuah yang selama ini dikenal kerap berseberangan dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menilai pembentukan Pansus Kesehatan Gubernur tersebut sudah terlambat.

"Kenapa baru sekarang disoal, sementara kita semua tahu kalau Awang Faroek sudah sejak dua tahun lalu sakit. Apakah ada motif atau agenda politik tertentu, tentu orang yang awam tentang politik juga pasti mengerti," ucap Tuah.

Ia mengibaratkan rencana pembentukan Pansus Kesehatan Gubernur tersebut sebagai dagelan politik.

"Selama ini saya kerap mengritisi berbagai kebijakan gubernur, tetapi bukan berarti saya kehilangan akal sehat dan rasa hormat saya kepada beliau. Saya hanya ingin mengatakan bahwa rencana pembentukan Pansus Kesehatan Gubernur ibaratnya `stand up comedy` yang coba ditampilkan legislator di DPRD Kaltim yang berusaha melucu dan menarik perhatian gubernur. Saran saya kepada Pak Gubernur, tidak perlu marah dan anggap saja itu sebagai lelucon," ujarnya.

Senada dengan Carolus Tuah, Ketua Umum Laskar Pemuda Adat Dayak Kaltim Vendi Meru justru meminta DPRD lebih berkonsentrasi pada persoalan yang lebih penting, dibanding mengurusi kesehatan Gubernur Kaltim.

"Masih banyak persoalan yang lebih penting yang harus diurusi, sesuai tugas dan kewajiban sebagai legislator, dibanding menyoal kesehatan gubernur. Kami melihat, selama ini Pak Awang Faroek masih mampu menjalankan tugas-tugas sebagai seorang gubernur. Seharusnya yang harus diperjuangkan bersama adalah bagaimanana mengatasi defisit anggaran," katanya.

Sementara itu, Dayang Donna Faroek, putri Awang Faroek Ishak mengakui, bahwa selama dua tahun terakhir ayahnya menderita stroke yang menyebabkan sebagian tubuhnya, khususnya tangan dan kaki kiri, tidak bisa digerakkan.

Pihak keluarga, lanjut Donna, telah melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui terapi sehingga kondisi Awang Faroek berangsur membaik.

Ia menambahkan gangguan motorik yang dialami ayahnya tidak mengganggu dan mengurangi kinerjanya sebagai Gubernur Kaltim.

"Memang secara motorik terganggu sehingga tidak bisa berjalan secara mandiri dan harus dipapah, tetapi itu tidak menghambat kinerjanya sebagai Gubernur Kaltim. Semangat Pak Awang Faroek untuk menyejahterahkan daerahnya tidak terhalang oleh penyakit yang dialami," ucapnya.

"Jadi, menurut saya, rencana DPRD Kaltim membentuk Pansus Kesehatan Gubernur itu terlalu mengada-ada. Silakan periksa bapak saya jika memang dikatakan sakit. Apalagi, pekan lalu beliau telah melakukan perjalanan darat ke tiga kabupaten/kota selama berjam-jam dan sampai saat ini bapak saya baik-baik saja. Kita saja yang tidak sakit belum tentu mampu melakukannya, tetapi Pak Awang Faroek menunjukkan bahwa ia tetap mampu menjalankan tugas sebagai gubernur," tambah Donna. 

Rencana pembentukan Pansus Kesehatan Gubernur Kaltim disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kaltim dari Fraksi Golkar Dahri Yasin, setelah menerima banyak masukan dari masyarakat yang memertanyakan kesehatan Awang Faroek dan pengaruhnya dalam memimpin Kaltim.

Pansus ini rencananya dibentuk bersamaan dengan Pansus Rumah Sakit Islam (RSI) AW Sjahranie yang beberapa waktu terakhir dilanda konflik internal dan rencananya diusulkan pada rapat paripurna 9 Desember 2016.(*)
Sumber: kaltim.antaranews.com

0 komentar: